Artikel Utama

Webinar Internasional, “Pemuda dan nilai-nilai spiritual di bawah naungan cahaya al-Qur’an dalam perspektif Said Nursi”

UIN Antasari Banjarmasin bersama Yayasan Nur Semesta Jakarta dan Istanbul Foudation for Science and Culture selenggarakan Webinar Internasional yang bertemakan “Youth and Spiritual Values Under the Ligth of the Quran Lessons from Said Nursi’s Works” secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting dan Live Streaming di Youtube UIN Antasari Banjarmasin. Selasa (16/12/2020) Siang.
.
Acara ini dipandu oleh Febrina Amandita sebagai MC. Webinar ini menghadirkan Prof. Dr. Ismail Latif Hacınebioğlu (University of Istanbul) dan Dr. Osman Yapar (Dhofar University Oman) sebagai narasuber ini diawali dengan sambutan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd dan Dr. Said Yüce (Chairman of the Executive Board of Istanbul Foundation for Science and Culture) dan Keynote Speech oleh Rektor UIN Antasari Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MA. sekaligus membuka webinar secara resmi.
.
Sebagai pembuka, acara ini diawali dengan tilawah Quran oleh saudara Muhammad Rizqon, dimana ia juga pernah menjadi peserta lomba Qari international di Turki. Nidah Mufidah dalam kesempatan tersebut menyambut dengan gembira serluruh peserta webinar internasional terutama para penyaji/narasumber, menurutnya tema yang diangkat kali ini merupakan tema yang luar biasa yang memberikan pengetahuan dan pencerahan dalam persoalan pemuda terkait pemikiran Said Nursi.
.
Menurutnya Said Nursi adalah ulama terkemuka sekaligus pemimpin gerakan, dia berupaya untuk melihat persatuan umat Islam di seluruh dunia. Dia berjuang di negaranya (Turki) sejak awal abad ke-20. Said Nursi berpendapat bahwa umat Islam harus selalu dekat dengan Alquran. Ia mengatakan bahwa alam semesta ini juga harus dibaca seperti tertulis pada kitab suci Alquran, ayat-ayat quraniyah dan kauniyah untuk dipelajari dan diamalkan. Dengan demikian, tentunya menumbuhkan masyarakat untuk meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
.
Lebih jauh, Said Nursi adalah sosok yang menyerukan pembaharuan pemikiran Islam dengan pendekatan integratif. Yakni integrasi dengan memadukan ilmu agama dan ilmu modern. Keduanya bisa saling melengkapi, karena semua ilmu memiliki sumber yang sama yaitu Allah SWt. Semuanya untuk menjunjung tinggi nilai moral, dan akhlak.
“Banyak pelajaran yang dapat diambil pemikiran Said Nursi bahwa peradaban yang memadukan nilai keislaman di satu segi dan nilai kemajuan sains serta teknologi di segi lain. Peradaban demikian ini menjadi cita-cita luhur Islam” tutupnya.
.
Said Yuce dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor UIN Antasari Banjarmasin Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MA, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd., panitia pelaksana, para dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan webinar ini. Ia mengatakan bahwa sudah beberapa kali datang ke Indonesia namun karena krisis pandemi COVID-19 ia tidak bisa datang dan bertatap muka secara langsung.
.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tema yang terkait dengan generasi muda ini sangat bagus, persoalan ini bukan saja persoalan yang dihadapi umat Islam namun juga persoalan generasi muda di seluruh dunia. “Saya sudah melakukan kunjungan ke beberapa negara Arab, seperti Qatar, Saudi Arabia dan bebepara negara, itu persoalan yang sama yang kami bincangkan dengan para ahli” Ujarnya.
.
Said Yuce juga menyampaikan bahwa Istanbul Foundation for Science and Culture mengadakan seminar Internasioal mengenai pemikiran Said Nusri setiap tiga tahun sekali, tahun 2020 ini telah direncanakan kegiatan tersebut namun karena pandemi COVID-19 ditunda ketahun 2021 pada bulan Oktober. Ia berharap UIN Antasari ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
.
Sementara itu, Rektor UIN Antasari Prof Mujiburahman sebelum membuka secara resmi menyampaikan poin penting tentang pemikiran Said Nursi terkait tentang masa muda yaitu jika masa muda tidak dipakai dengan baik, akan ada kepedihan dan kesedihan. “Said Nursi’s thoughts about youth, if youth is not used properly, there will be misery and sadness” pungkasnya.
.
Seusai sambutan-sambutan tersampaikan, acara pembukaan ini ditutup dengan doa yang dipanjatkan oleh Dr. Ahmad Muradi, M.Ag (Dosen UIN Antasari). Kemudian acara yang dimoderatori oleh Siti Muflichah, Ph.D (Dosen UIN Antasari) ini dilanjutkan dengan diskusi, pembicara pertama, Prof. Dr. Ismail Latif Hacınebioğlu mempresentasikan tentang Dilema exsis sekarang dan Dilema exis di Keabadian. Beliau menjelaskan bahwa masa muda yang abadi akan terealisasikan melalui pemahaman dan persepsi kita terhadap dunia. Perubahan dari masa sekarang menjadi abadi bergantung pada keyakinan yang berdasarkan iman dan amal saleh. Masa muda akan menjadi kekal jika berada dalam koridor syari’at.
.
Adapun pembicara kedua Dr. Osman Yapar menyampaikan tentang Nilai Moral dalam Pendidikan formal dan informal. Dalam materinya beliau menyampaikan empat prinsip yaitu, pertama: tafakkur, yang sering kali disebutkan dalam Risalah Nur. Metode tafakur ini mengantarkan seseorang kepada ma’rifatullah. Kedua: menyatukan hati dan akal, dengan mempelajari ilmu agama dan sains penyatuan hati dan akal dapat tercapai. Ketiga: pentingnya niat, dengan niat yang baik kegiatan pelajar dan guru menjadi nilai ibadah selama dilakukan untuk mencari keridhaan Allah SWT. Keempat: metode pendidikan modern bisa diaplikasikan dalam pembelajaran islam, sehingga tidak hanya menghafal al-Quran tetapi juga dapat mengakses kandungan al-Quran sebagaimana yang disebutkan dalam karya-karya Said Nursi. Acara dilanjutkan dengan tanya jawab dan ditutup tepat dua jam kemudian

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *