Artikel Utama

Webinar Internasional dan peresmian Said Nursi Corner IAIN Madura dengan tema: “Menyikapi musibah Covid 19 dengan pandangan tasawuf Said Nursi”.

Webinar dan peresmian Said Nursi Corner ini terselenggara atas kerjasama IAIN Madura, Istanbul Foundation for Sience and Culture dan Yayasan Nur Semesta.

Ibu Siti Maisaroh, Lc, M.Pd.I menjadi host dan Bapak Muhammad Taufiq, Ph. D. (Cand.) menjadi moderator pada webinar tersebut.

Acara webinar dimulai dengan sambutan rektor IAIN Madura. Bapak Dr. Mohammad Kosim menyampaikan bahwa Said Nursi adalah tokoh besar yang sangat berjasa bagi perdamaian dunia dan pendidikan. Beliau adalah tokoh dunia sehingga pemikirannya banyak dikaji oleh para peneliti.
Semoga ke depan kerjasama ini bisa berlanjut ke pertukaran dosen maupun mahasiswa antara IAIN Madura dan Turki. Setelah kata sambutan Pak Rektor meresmikan Said Nursi Corner yang terletak di perpustakaan kampus.

Sementara direktur Istanbul Foundation, Bapak Said Yuce menyampaikan bahwa sangat mengapresiasi atas dibukanya Said Nursi Corner di IAIN Madura. Terkait tema webinar beliau sedikit menyampaikan bahwa hampir seluruh musibah atau bencana khususnya corona yang melanda dunia hanya dipandang dari aspek material dan sangat sedikit yang melihat dari sisi spiritual.
Corona telah banyak merugikan manusia dari sisi materi. Namun dibalik itu telah menyelamatkan akhirat manusia.

Nara sumber pertama pada webinar adalah Prof. Niyazi Beki dari Universitas Uskudar Turki. Dia menyimpulkan dari pemikiran Said Nursi bahwa musibah adalah momen untuk ibadah secara tulus tanpa riya, ia juga dapat menyingkap goresan nama-nama ilahi.
Selain itu, musibah menjadi juru nasihat bagi manusia sehingga dengannya ia menjadi sadar akan nikmatnya sehat dan fananya dunia berikut isinya seraya memperbaiki akhiratnya.

Nara sumber kedua, yaitu
Dr. Zaprul khan (dekan Fakultas Dakwah IAIN Bangka Belitung). Menurutnya Said Nursi selalu melihat fenomena kehidupan dengan perspektif Asmaul husna dan optimistik.
Manusia menjadi aktor adapun alam semesta adalah gelanggangnya. Melalui musibah ini manusia yang memiliki potensi paling sempurna mampu menampilkan asma-asma ilahi yang indah entah secara pasif maupun aktif.

Sementara sebagai nara sumber ketiga, Prof. Dr. Ishak (Universitas Suleyman Demirel Turki) menyampaikan bahwa ketika menyikapi sebuah musibah manusia harus menyadari bahwa dunia bersifat sementara. Tetapi manusia ingin abadi di dunia. Ketika segala sesuatu hilang, manusia terluka. Ketika manusia ingin sesuatu itu abadi, maka harus mencintainya karena Allah. Dalam menghadapi musibah menyadari bahwa musibah itu datang dengan izin Allah. Mencari solusi untuk musibah dengan doa ucapan dan perbuatan.

Setelah pemaparan ketiga nara sumber, ada tiga pertanyaan yang diajukan oleh peserta webinar. Setelah pertanyaan dijawab oleh nara sumber webinar ditutup oleh moderator Bapak Muhammad Taufiq.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *