Kisah-kisah Musibah

Nabi Ayyub AS. Menderita Luka Lahir, Sedangkan Kita Mederita Penyakit Batin dan Hati

sick

Nabi Ayyub a.s menderita luka lahir, sedangkan kita menderita penyakit batin, rohani, dan hati. Seandainya kita balik, yang batiniah menjadi lahiriah dan yang lahiriah menjadi batiniah, tentu kita akan tampak dipenuhi dengan luka-luka yang sangat parah dan ditumbuhi aneka penyakit yang jauh lebih banyak dari yang dimiliki nabi Ayyub a.s sebab, semua dosa yang kita lakukan dan perkara-perkara syubhat yang menyerang fikiran-fikiran kita, menyebabkan luka-luka dalam hati kita.

Sesungguhnya luka-luka yang diderita nabi Ayyub a.s mengancam keselamatan hidupnya yang singkat di dunia yang fana ini. Sedangkan luka-luka maknawi yang kita derita sekarang, mengancam keselamatan hidup kita yang begitu panjang di akhirat kelak. Karena itu, kita jauh lebih membutuhkan doa tersebut ketimbang nabi Ayyub a.s sendiri. Pada kasus nabi Ayyub a.s ulat-ulat yang berasal dari luka borok menyerang wilayah hati dan lidah beliau. Sementara pada diri kita, keragu-raguan dan kecemasan -na’udzubillah- yang timbul dari luka-luka disebabkan oleh dosa yang kita perbuat, menyerang dan memporak-porandakan inti hati kita yang merupakan tempat iman. Luka-luka itu juga menyerang kelezatan Ruhani lidah manusia selaku penerjemah iman manusia dan menjauhkan lidah manusia dari dzikir kepada Allah SWT.

Memang, dosa telah menerobos masuk ke dalam hati serta meluaskan cengkramannya ke seluruh penjuru, dan terus-menerus menyebarkan bintik-bintik hitam hingga iman yang ada di dalamnya keluar. Dengan demikian, hati akan gelap dan terasing sehingga menjadi kasar dan keras. Sesungguhnya ada jalan menuju kekufuran dalam setiap dosa. Jika dosa tidak segera dihapus dengan istighfar, maka ia akan berubah menjadi ular-ular maknawi yang siap menggigit dan menyakiti hati.

Contoh pertama: seseorang yang melakukan dosa secara sembunyi-sembunyi akan merasa sangat malu jika hal itu diketahui orang lain. Rasa malu itu menjadikannya merasa berat atas keberadaan malaikat dan makhluk ghaib lainnya sehingga ingin mengingkarinya dengan suatu tanda (hujjah) yang kecil.

Contoh kedua: seseorang yang melakukan dosa besar akan mendapatkan siksa neraka jika ia tidak memohon ampunan kepada Allah. Maka, ketika ia mendengar kabar peringatan tentang kondisi neraka jahanam beserta kejadian-kejadian dahsyat yang bakal terjadi di sana, ia ingin jahanam ditiadakan saja. Dan dengan demikian, akan timbul keberanian dalam dirinya untuk mengingkari wujud neraka jahanam hanya dengan tanda dan syubhat yang sederhana dan biasa-biasa saja.

Contoh ketiga: seseorang yang tidak melaksanakan shalat fardhu dan tugas Ubudiyah menderita celaan sederhana dari atasannya karena keengganannya melaksanakan kewajiban yang ringan. Kemalasanya untuk melaksanakan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT secara berulang-ulang, niscaya akan lebih membuat jiwanya tidak tenang dan menciptakan kegundahan tiada berkesudahan yang membuatnya berani berkata , “Oh, andai saja Allah tidak memerintahkan ibadah tersebut.” Keinginan seperti ini akan memicu timbulnya sifat ingkar yang mengandung kebencian terhadap sifat ketuhanan Allah SWT. Jika syubhat dan keragu-raguan terhadap Allah SWT ini masuk ke dalam hati, maka orang tersebut akan meyakini syubhat tersebut bagaikan dalil yang absolut. Maka terbukalah di hadapannya pintu menuju kerugian dan kehancuran yang amat besar.

Akan tetapi, orang malang ini tidak sadar bahwa pengingkarannya telah menjadikan dirinya target kesempitan maknawi yang jutaan kali lebih dahsyat daripada kesempitan parsial akibat rasa malasnya melaksanakan ibadah. Tak ubahnya seperti yang menghindar dari gigitan nyamuk, lalu beralih ke gigitan ular!

Lewat contoh dinatas dapat dipahami rahasia ayat:
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ﴿١٤﴾
“sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifin [83]: 14)

*Said Nursi, Al-Lama’at, h. 10-12.
Pembahasan bersambung…

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *