Keimanan Pilihan Pembaca

Iman Menuntut Tawakkal

tawakal

Di samping merupakan cahaya, iman juga merupakan kekuatan. Manusia yang mendapatkan iman hakiki mampu menantang seluruh alam dan berlepas diri dari himpitan berbagai peristiwa. Dengan bersandar pada kekuatan imannya, ia bisa berlayar di atas bahtera kehidupan di tengah gelombang berbagai peristiwa yang dahsyat dengan aman dan selamat seraya berkata, “Aku bertawakkal kepada Allah.”

Ia titipkan seluruh beban beratnya kepada kekuasaan qudrat Dzat Yang Mahakuasa. Dengan itu, ia menempuh kehidupan dunia dalam kondisi tenang, mudah, dan lapang hingga sampai ke alam barzakh dan istirahat di sana. Dari sana ia bisa terbang menuju surga untuk memasuki kebahagiaan abadi. Namun jika manusia tidak bertawakkal, maka bukan hanya tidak bisa mengepak sayap dan terbang menuju surga, tetapi juga beban yang berat itu akan menyeretnya menuju tingkatan yang paling rendah.

Jadi, iman melahirkan tauhid. Tauhid mengantar kepada sikap pasrah dan tunduk. Sikap pasrah merealisasikan tawakkal. Lalu tawakkal memudahkan jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Jangan pernah mengira bahwa tawakkal berarti menolak sebab dan ikhtiar secara keseluruhan. Akan tetapi, tawakkal adalah menyadari bahwa sebab dan ikhtiar merupakan hijab yang berada di dalam kekuasaan qudrat Ilahi yang harus diperhatikan. Sedangkan mempergunakan atau berpegang pada sebab merupakan satu bentuk doa fi’li (perbuatan). Jadi, meminta akibat dan menanti hasil hanyalah dari Allah Yang Mahabenar. Lalu pujian dan ucapan syukur hanya untuk-Nya semata.

Said Nursi, Iman Kunci Kesempurnaan, hlm. 10-11
Pembahasan berlanjut…

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *