Kegiatan

WEBINAR: Islam, Secularity and Science: Revisiting Said Nursi Ideas on Science in Islam

Webinar Internasional yang diselenggarakan atas kerjasama Perpustakaan UIN Jakarta, LP2M, FIDKOM, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Yayasan Nur Semesta dan Istanbul Foundation for Science and Culture pada hari Selasa 28 Juli 2020 pukul 19.30-22.00 telah terlaksana dengan sukses.
.
Tema yang diangkat pada kesempatan kali ini yaitu “Islam, Secularity and Science: Revisting Said Nursi’s Ideas on Science In Islam. Webinar ini merupakan acara lanjutan pasca diresmikannya Said Nursi Corner beberapa hari lalu di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
.
Sebagai pembuka webinar ini, Ibu Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Amany lubis, menyampaikan “Webinar ini merupakan acara yang positif untuk mengembangkan atmosfir akademik dalam rangka mengekspresikan cara pandang sains dalam Islam. Said Nursi tidak menerima dikotomi antara Agama dan Sains. Dia mengkaji ayat-ayat kauniyah dengan menyadari adanya pencipta di balik semua ciptaan. Said Nursi memiliki cara yang cerdas dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran secara rasional. ”
.
Mewakili Istanbul Foundation, Said Yuce selaku ketua turut menyampaikan bahwa Said Nursi memberikan perhatian besar terhadap ilmu Agama dan Sains sebagaimana tertera dalam ungkapannya yang terkenal “Ilmu agama adalah lentera hati, Ilmu Sains adalah pelita akal, jika keduanya dipadukan hakikat akan tersingkap.” Dalam kesempatan yang lain Nursi juga berkata “Pada akhir zaman perhatian umat manusia tertuju pada ilmu pengetahuan dan sains. Mereka mendapatkan kekuatan dari keduanya.
.
Dalam webinar ini para narasumber memaparkan materinya terkait tema di atas antara lain sebagai berikut: Prof. Ahmet Yıldız (komisi HAM DPR Turki) menjelaskan bagaimana menghadapi tantangan sekuler dalam moderenitas. Ia berkata “Said Nursi memiliki pondasi epistimologi baru, yaitu: perspektif Makna Harfi. Segala sesuatu yang ada menunjukkan adanya pencipta dan tidak disandarkan kepada hukum kausalitas semata. Nursi juga memiliki perspektif Hudur Daimi, sebagai pondasi moral. Segala sesuatu yang terjadi di alam ini merupakan manivestasi asmaul husna. Sesuatu itu baik karena zatnya atau hasilnya.”
.
Dr. Muhammad Widus Sempo (USIM Malaysia) juga menjelaskan bagaimana caranya mencapai persatuan dan kemajuan umat dalam prespektif Said Nursi. Menurutnya ada empat cara, yaitu: Kasih sayang terhadap umat, Mencari nilai-nilai kesamaan, Bekerja secara kolektif dan Integrasi ilmu agama dan sains.
.
Menurut Prof. Dr. Lakhdar Cheriet (Universitas Algeria) Ustadz Nursi memberikan kedudukan istimewa terhadap ilmu agama dan sains di mana keduanya tidak saling bertentangan, tetapi justru masing-masing memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia. Menurut Nursi, ilmu yang sesungguhnya adalah ilmu yang Allah pancarkan kepada hamba-Nya, sebab ilmu universal hanya dimiliki oleh Allah, sementara apa yang dimiliki hamba hanyalah seberkas pengetahuan yang bersifat parsial dari ilmu agama yang menjadi pelita akal.
.
Adapun Prof. Mustafa Tuna (Duke University USA) menyampaikan bagaimana melalui Risalah Nur, Said Nursi menanamkan kesadaran beragama di tengah masa sekuler. Menurutnya ada dua cara dalam mengatasi masalah di atas, yaitu dengan teologi rasional dan spiritualitas tasawuf.
.
Semoga webinar ini dapat memperkaya khazanah intelektualitas kita semua, khususnya dunia akademik nasional maupun internasional.
.
Ciputat, 30 Juli 2020